GELORA.CO - Pernyataan pihak Istana yang menyinggung lockdown di India
sebagai pertimbangan untuk tidak menerapkan karantina wilayah di Indonesia
dinilai tidak pantas karena menjatuhkan wibawa negara sahabat.
Begitu kata mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai
menanggapi pernyataan Jurubicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman yang
menyebut kekacauan sosial di India jadi pertimbangan Jokowi menolak lockdown.
“Suara Istana Negara tidak boleh membandingkan kelemahan
negara lain, itu merendahkan wibawa India,” tegasnya, Selasa (31/3).
Aktivis asal Papua ini mengingatkan bahwa ada etika dalam
bernegara yang harus dijunjung tinggi. Jangan sampai apa yang disampaikan
pemerintah menyinggung bahkan menginjak-injak wibawa negara lain.
“Terlalu dangkal sekali argumentasi darurat sipil karena
India, kecuali jika anda belum cerdas, mau merugikan, dan menghianati
Indonesia,” sambung Natalius Pigai.
Dia lantas mengingatkan tentang kasus pembantaian warga
muslim di New Delhi beberapa waktu lalu. Istana diam dan tidak berkomentar atas
tragedi kemanusian yang turut menyakiti Indonesia sebagai negara berpenduduk
Islam terbanyak di muka bumi.
“Padahal negara lain sudah protes India dan India pun
memaklumi karena protes atas dasar kemanusiaan,” sambungnya.
Kembali ke lockdown. Natalius Pigai mengingatkan bahwa banyak
negara maju telah menerapkan sistem ini. Di mana banyak di antaranya justru
berhasil meredam sebaran Covid-19 dan tidak terjadi kekacauan seperti di India.
“Jadi lockdown itu urusan dalam negeri India, pernyataan
Fadjroel menjatuhkan wibawa India,” tegasnya.
“Ingat, kita sendiri juga belum tahu apakah India begitu
hancur karena lockdown? Semua yang terlihat hanya fatamorgana karena rekayasa
media,” tekan Natalius Pigai.(*)