FAJAR.CO.ID, SINGAPURA– Kasus positif virus korona di Singapura terus bertambah. Pada Minggu (5/4/2020), penambahan kasus baru positif mencapai 120.
Penularan kasus ini terjadi di klaster asrama pekerja. Akibatnya dua asrama pekerja asing terpaksa diisolasi. Upaya itu untuk membendung penularan virus Korona di masyarakat.
Dengan langkah itu, berarti bahwa sekitar 20 ribu pekerja di S11 Dormitory @ Punggol dan Westlite di Toh Guan bakal menjalani karantina secara mandiri di kamar mereka masing-masing selama 14 hari ke depan.
Langkah itu diambil setelah Kementerian Kesehatan Singapura mengonfirmasi rekor 120 kasus Covid-19 baru. Kasus baru itu terdiri atas empat imported case dan 116 transmisi lokal.
Kasus-kasus transmisi lokal termasuk 39 warga negara Singapura atau penduduk tetap dan 76 pemegang izin kerja jangka panjang.
Pihak Kementerian Kesehata Singapura menyaraka, saat ini tidak memiliki rincian berapa banyak dari kasus-kasus baru ini terkait dengan klaster lain. Situasi itu membuat Singapura mengalami lonjakan kasus positif korona sebesar 1.309.
Dari kasus baru, 22 terkait dengan S11 Dormitory Punggol di 2 Seletan North Link. Kini setidaknya ada 62 kasus terkonfirmasi di sana. 10 lainnya dikaitkan dengan asrama Westlite Toh Guan di 18 Toh Guan Road East. Saat ini terdapat 28 kasus positif.
Menteri Tenaga Kerja Singapura Josephine Teo mengatakan tujuan utama isolasi adalah untuk memastikan kesehatan semua orang. Tidak hanya dari rakyat sendiri tetapi juga pekerja asing yang membantu perekonomian Singapura.
Pihaknya ingin memberi jaminan bagi pekerja asing bahwa tindakan yang diambil demi kepentingan bersama. “Pekerja akan terus dibayar selama periode ini. Mereka masih dapat melakukan pengiriman uang ke keluarga mereka di negara asal,” kata Teo dilansir dari AsiaOne, Senin (6/4/2020).
Asrama telah menjadi area berkembangnya dalam wabah. Tiga dari empat klaster yang diumumkan pada Sabtu (4/4/2020). Yaitu asrama Sungei Tengah Lodge, Asrama Toh Guan, dan Cochrane Lodge II.
Jumat sebelumnya, Pemerintah Singapura mengumumkan langkah-langkah paling ketat. Yaitu berupa semi lockdown untuk membendung lonjakan kasus Covid-19 lokal. Semua tempat kerja harus ditutup dari Selasa depan (7/4/2020) hingga 4 Mei 2020. Semua sekolah diliburkan. Pembelajaran siswa dialihkan dari rumah.
Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong ikut memimpin gugus tugas multi-kementerian memerangi virus Korona. Dia mengatakan, kini ada dua strategi terpisah untuk menangani penyebaran kasus-kasus lokal. Satu untuk asrama dan satu untuk masyarakat luas.
“Semua pekerja asing yang berada di (daerah) isolasi harus tinggal di asrama dan tidak bisa keluar, sehingga tidak ada infeksi pada sisa masyarakat,” katanya.
Wong mengatakan, masyarakat Singapura banyak bertanya sejak pengumuman, kegiatan apa yang masih diperbolehkan setelah langkah-langkah diberlakukan.
“Kami merespons semua yang mengajukan pertanyaan, dan mari kita perjelas. Jika bisnis Anda tidak ada dalam daftar layanan penting, Anda harus telecommute (bekerja dari rumah) 100 persen atau Anda berhenti bekerja sama sekali,” katanya.
“Demikian juga untuk individu, aturannya sangat jelas. Hanya pergi untuk kegiatan penting dan selain itu, harus tinggal di rumah,” tegasnya. (jp/fajar)