GELORA.CO - Dua pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditembak orang tak dikenal di Illaga, Kabupaten Puncak, Papua, satu di antaranya tewas. TNI dan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) pun saling tuding terkait siapa pelaku penembakan terhadap dua pelajar itu.
Dua korban penembakan yang masih pelajar itu bernama Atanius Murib (16) dan Manus Murib (16). Atanius tewas di lokasi, sedangkan Manus yang mengalami luka tembak masih menjalani perawatan di rumah sakit. Pelaku penembakan di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Jumat (20/11) masih belum terungkap.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menuturkan bahwa penembakan terhadap dua pelajar itu dilakukan oleh pasukan TNI-Polri.
"Manajemen markas pusat Komnas TPNPB-OPM telah terima laporan resmi dari Ilaga, hari ini bahwa terjadi penembakan terhadap pelajar. Penembakan ini dilakukan oleh pasukan TNI-Polri," kata Sebby saat dihubungi VOA, Sabtu (21/11) pagi.
Lanjut Sebby, pihaknya tak terima dengan tudingan dari TNI yang menyatakan bahwa pelaku penembakan adalah TPNPB-OPM. Menurutnya, tidak ada kontak senjata antara pihaknya dengan TNI-Polri di lokasi kejadian.
"TPNPB-OPM sampaikan kepada semua pihak bahwa TNI-Polri sedang melakukan penipuan publik dengan dalil bahwa pasukan kami yang tembak warga sipil. Dalam hal ini kami dari pihak TPNPB-OPM sampaikan kepada publik bahwa yang tembak warga sipil di Ilaga adalah anggota TNI-Polri. Mereka harus bertanggung jawab," ungkapnya.
Sementara, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan KSB (sebutan TNI-Polri ke TPNPB-OPM) diduga merupakan pelaku penembakan terhadap dua pelajar itu.
"KSB kembali berulah, kali ini korbannya warga asli Papua. Penembakan kali ini diduga dilakukan oleh KSB terhadap dua di Distrik Sinak menuju Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua," kata Suriastawa dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/11).
Suriastawa melanjutkan, aksi brutal KSB ini bermotif intimidasi kepada masyarakat karena tidak mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Aksi KSB kepada warga asli Papua ini disinyalir sebagai upaya untuk memutarbalikkan fakta dengan menuduh TNI-Polri sebagai pelakunya.
"Motif pemutarbalikan fakta dan playing victim melalui media massa selalu menjadi trik dari kelompok pro KSB serta pendukungnya di dalam dan luar negeri untuk menyudutkan pemerintah Indonesia," tegas Suriastawa. (*)