GELORA.CO - Polemik politik pecah belah di internal PDIP di Surabaya terus berlanjut. Kini kakak dari wakil wali kota Surabaya Whisnu Sakti, yakni Jagad Hariseno menuding putra Tri Rismaharini, yaitu Fuad Bernardi dalang perpecahan internal partai banteng.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menuding calon wali kota Machfud Arifin yang melakukan pecah belah. Jagad Hariseno atau Seno lalu mengoreksinya.
"Saya menghormati Mas Djarot, tapi saya hanya tidak sepakat, saya sedikit mengoreksi pernyataan Mas Djarot bahwa yang melakukan pemecah belahan partai ya Risma, Eri-Armuji dan anaknya [Fuad Bernardi]," ujarnya.
Seno bicara demikian merujuk dari gelagat Fuad Bernardi dalam kerja-kerja pemenangan, Eri Cahyadi-Armuji, paslon Pilkada Surabaya yang diusung PDIP.
Fuad, kata Seno, sesumbar menggerakkan relawannya di Surabaya untuk memenangkan Eri-Armuji dan melanggengkan kepentingan politiknya. Dengan langkah itu, Whisnu Sakti Buana justru dianggap sebagai musuh.
"Itu juga arogansi politik. Gagah berani seolah-seolah 'ini lho aku yang menang'. Fuad juga menggerakkan mesin politik di karang taruna. Lalu menganggap Whisnu sebagai musuh, apakah ini bukan pemecah belahan partai?" kata dia.
Pelibatan relawan-relawan Fuad ini, kata Seno, bisa mengancam eksistensi relawan PAC PDIP di Surabaya yang sudah lama berjuang dan memiliki ikatan sejarah kuat. Fuad bisa leluasa menempatkan orangnya di titik PAC PDIP di Surabaya setelah pilkada.
Seno juga mengatakan usai Whisnu terdepak dari bursa pencalonan wali kota di internal PDIP Surabaya, adiknya itu seakan-akan dibuang. Tak ada komunikasi apapun yang ditempuh dari pihak Risma ataupun Eri-Armuji.
Lalu di tengah proses kampanye, Whisnu tiba-tiba ditunjuk menjadi panglima pemenangan Eri-Armuji. Seno pun nelangsa melihat adiknya diperlakukan seperti itu. Menurutnya hal itu bukan etika politik yang baik.
"Saya melakukan perlindungan kakak kepada WS (Whisnu Sakti), sebagai kakak kepada adik," ujarnya.
Seno sejauh ini telah menyatakan dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman. Bukan Eri Cahyadi-Armuji yang diusung partainya, yakni PDIP.
Seno menghormati keputusan partainya. Dia mengaku hanya ingin melawan Risma dan kroni-kroninya. Seno juga telahj menginstruksikan rekan sesama kadernya untuk melawan Risma.
"Saya tidak pernah meminta kawan-kawan untuk bergerak di partai lain. Yang saya minta adalah mengalahkan Risma, Eri dan Armuji supaya PDIP tetap solid, setelah Pilkada bisa dikonsolidasikan lagi," kata dia. (*)