GELORA.CO - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyoroti manuver Kepala KSP Moeldoko dalam gelaran yang diklaim sebagai kongres luar biasa atau KLB Partai Demokrat (PD) di Deli Serdang, Sumut. Penggagas KLB Demokrat, Darmizal membela Moeldoko.
"Nggak apa-apa, saya hanya perlu merasa kasihan ke orang-orang yang tidak memahami substansi, kemudian orang-orang yang ingin mencari panggung di tengah kerumitan yang ada. Kami sih easy going aja, enjoy aja," kata Darmizal, ketika dihubungi, Selasa (16/3/2021).
"Kan masyarakat bisa menilai siapa yang ngomong, apa yang diomongkan, semua kan ada catatan digitalnya, sekarang ini sudah jelas, siapa yang berkelompok kesana siapa yang membela," lanjut Darmizal.
Lebih lanjut, Darmizal berpesan kepada pihak-pihak yang belum mengerti terkait permasalahan dasar di Partai Demokrat untuk tidak sembarang berpendapat. Dia meminta pihak luar tersebut untuk mempelajari terlebih dahulu apa yang dipermasalahkan.
"Tapi begini, ada pepatahnya ya sejahat-jahatnya manusia ketika di dihadapkan pada kebenaran maka hati nuraninya pasti bicara. Nah saya ingin orang-orang, saudara saya, para pakar, para ahli, para pengamat sebelum bicara cobalah pelajari dulu anggaran dasar rumah tangga Partai Demokrat yang mereka buat secara serampangan di luar kongres tahun 2020," ujarnya.
"Coba lah baca pelajari baru kemudian diutarakan, apakah dengan hujatan atau dengan cara yang baik, silakan saja, tapi sampaikan yang benar adalah benar, bayangkan dia nggak tau substansinya hanya sekadar membaca berita kemudian bernyanyi di musik yang salah. Kan sayang jadinya," lanjut Darmizal.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyoroti Moeldoko yang terlibat dalam KLB Partai Demokrat dan menjadi ketum. Gatot menyinggung morailtas TNI.
"Dalam kesempatan ini saya ingin mengajak masyarakat luas, para prajurit TNI dan purnawirawan TNI serta keluarganya semuanya untuk menilai ini dengan jernih. Mengapa? Bahwa bagi prajurit, masalah moral bukan sekadar ajaran tentang baik dan buruk. Lebih dari itu adalah kondisi moral prajurit terkait erat dengan kondisi mental yang membuat prajurit tetap berani, tetap bersemangat, karena motivasi sungguh-sungguh pantang menyerah, tabah, sabar dalam melaksanakan tugas pokoknya, apa pun rintangan yang dihadapi itulah yang dikatakan moral," buka Gatot dalam video yang diunggahnya di Instagram resminya, Selasa (16/3/2021).
Gatot Nurmantyo menyatakan, untuk membentuk, menjaga, dan memelihara moral TNI, ada upaya-upaya dari hal kepemimpinan, yel-yel, hadiah hukuman, doa, hingga lagu-lagu. Gatot kemudian menyanyikan lirik lagi yang menurutnya benar-benar melekat dalam jiwa seluruh lulusan akademi TNI di berbagai matra.
Lirik lagu yang dimaksud Gatot adalah 'Biar badan hancur lebur kita kan bertempur membela keadilan suci kebenaran murni. Di bawah Dwi Warna panji, kita kan berbakti mengorbankan jiwa dan raga membela Ibu Pertiwi. Demi Allah Maha Esa kami nan bersumpah setia membela nusa dan bangsa tanah tumpah darah'. Gatot menyebut dirinya mendapatkan lagu itu 40 tahun yang lalu ketika di akademi militer.
"Yang ingin saya sampaikan adalah sangat penting untuk menjaga moral prajurit, baik dalam situasi perang maupun damai," sebut Gatot.
Gatot lalu bercerita kalau ada mantan prajurit yang tengah jadi sorotan.
"Ada mantan prajurit yang kebetulan mantan panglima TNI yang mendapat sorotan publik yang luas, baik dari dalam maupun luar negeri karena tindakannya yang dianggap melanggar moral dan etika," sebut Gatot.
"Saya ingatkan bahwa dengan niat untuk tetap menjaga moral dan kehormatan prajurit TNI, saya sungguh ingin membuat garis batas yang tegas dalam hal ini. Saya ditanya waktu itu kan saya tidak jawab. Sebenarnya bukan karena apa-apa, sebenarnya hanya karena hampir saya tidak percaya bahwa akan kejadian dan beliau mau," ucap Gatot.(dtk)