GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto sedang membaca buku berjudul 'How Democracies Die' di media sosialnya. Golkar DKI menilai Anies tengah mencari perhatian.
"Kan biasa Pak Gubernur begitu, lagi cari perhatian atau lagi mengalihkan perhatian juga mungkin," ujar Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco, saat dihubungi Minggu (22/11/2020).
Basri meminta Anies lebih fokus dalam mengurus rakyat Jakarta. Terlebih menurutnya banyak janji kampanye Anies yang belum terpenuhi.
"Seharusnya fokus urus rakyat Jakarta saja lah, banyak janji kampanye yang belum dipenuhi," kata Basri.
Diketahui, pagi tadi Anies mengunggah foto dia memakai baju koko berwarna putih dan sarung berwarna cokelat. Anies membaca buku berjudul 'How Democracies Die' sambil duduk menyilangkan kaki. Ia duduk di depan rak buku yang menjadi latar belakangnya.
Buku 'How Democracies Die' merupakan karya penulis profesor Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Buku tersebut membahas beberapa pemimpin di dunia yang terpilih melalui Pilpres tetapi lekat dengan label 'diktator'.
Dalam bukunya, mereka mencatat bahwa kemunculan beberapa pemimpin diktator justru merupakan hasil dari pemilu. Demokrasi mati bukan karena pemimpin diktator yang memperoleh kekuasaan lewat kudeta, melainkan justru yang menang melalui proses pemilu.
Setidaknya hal ini mereka catat saat Donald Trump, yang diusung oleh Partai Republik, menang pada Pilpres Amerika Serikat tahun 2016. Trump unggul atas kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton. Padahal banyak lembaga survei lokal yang memprediksi kekalahan Trump. Trump diduga kuat menang karena berhasil memainkan isu rasisme kulit hitam dan menebarkan ketakutan melalui hoax.
Begitu terpilih, Trump langsung mengeluarkan pernyataan kontroversial yang semakin memunculkan kesan dia sebagai diktator. Beberapa di antaranya pernyataan perang yang diumumkan lewat akun Twitter pribadinya, rencananya membangun tembok perbatasan Meksiko-Amerika Serikat; kebijakan luar negeri Korea Utara dan Afghanistan yang memicu perang; reformasi pajak; sikapnya arogan pada media yang mengkritiknya, ketidakpercayaannya pada fenomena perubahan iklim; hingga yang paling kontroversial soal pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pada buku 'How Democracies Die', selain di Amerika Serikat, Brasil, Filipina, dan Venezuela, fenomena 'soal pemimpin yang menang pemilu namun terkesan diktator' ini terjadi di beberapa negara lain, misalnya Peru, Polandia, Rusia, Sri Lanka, Turki, dan Ukraina.(dtk)