GELORA.CO - Permintaan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dicopot didasarkan pada kekhawatiran yang terjadi di tengah masyarakat.
Begitu tegas Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq Faqih saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/1).
Pernyataan Maman menanggapi apa yang disampaiakan Gus Ami saat membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) 15 DPW PKB secara virtual, Sabtu (16/1). Gus Ami melihat Indonesia sedang mengalami darurat pendidikan yang terjadi sepanjang pandemi Covid-19. Belum ada terobosan yang dilakukan Nadiem sebagai solusi dalam mengatasi darurat pendidikan nasional.
“Kalau saya melihat ya, bahwa yang dikhawatirkan Ketum PKB, Gus Ami itu realita di tengah masyarakat. Bahwa berbagai kebijakan di saat Covid-19 ini, itu tidak berangkat dari realita yang ada,” ujar Maman Imanulhaq.
Kang Maman, sapaan akrabnya, memberikan satu contoh kebijakan yang diprotes banyak kalangan, yakni adanya pembelajaran daring yang tidak ditindaklanjuti dengan pemenuhan daring itu sendiri.
“Maka yang terjadi di tengah masyarakat begitu banyak orang yang akhirnya tidak mendapatkan hak dia untuk belajar,” katanya.
Hal itu dikhawatirkan PKB, jika banyak anak-anak yang tidak memiliki semangat belajar akan menjadi lost generation.
“Itu yang dikhawatirkan Gus Ami. Apa yang disebut lost generation, generasi-generasi yang tidak punya akses pendidikan,” katanya.
Generasi yang tidak memiliki akses pendidikan ini, akan kehilangan minat untuk belajar. Sehingga, ketum PKB khawatir Indonesia akan menjadi negara bodoh, lantaran banyak anak-anak yang tidak memiliki semangat belajar.
“Jadi sebenarnya kritiknya konstruktif saja, bahwa kebijakan daring itu adalah sesuatu yang sangat dipahami di masa Covid-19 tapi itu harus dibarengi oleh penyediaan anggaran untuk bagaimana masyarakat bisa mendapatkan fasilitas,” tandasnya.(RMOL)