GELORA.CO - Pemerintahan Joko Widodo sudah mulai mewacanakan pemberlakuan the new normal (kenormalan baru) menghadapai pandemik virus corona baru (Covid-19).
Merespons keputusan pemerintah itu, publik justru merasa mendapatkan pelonggaran dalam menjalani aktivitas di tengah situasi penyebaran virus yang masih terbilang tinggi.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an melihat ada dua alasan pemerintah pusat mengambil keputusan new normal menghadapai Covid-19. Pertama ingin menyelamatkan ekonomi nasional dan menciptakan stabilitas politik nasional.
"Dalam perspektif pemerintah, urusan ekonomi dan stabilitas politik tampaknya jauh lebih penting ketimbang urusan kesehatan," demikian kata Ali Rif'an kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (30/5).
Menurut Ali paradigma pemerintah dalam menghadapi pandemik virus asal Kota Wuhan, China ini seperti terbalik. Kata Ali seharusnya, pemerintah harus mengedepankan keselamatan seluruh rakyat.
Ini tentu paradigma yang agak kebalik. Meminjam istilah Cicero, filsuf berkebangsaan Italia, “Salus populi suprema lex esto”, keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi bagi suatu negara," demikian kata Eks Manajer Riset Poltracking Indonesia ini.
Ia pun mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dalam menjalankan kebijakan new normal menghadapi Covid-19. Jika tidak berhati-hati dalam menghadapi Covid-19 maka dikhawatirkan akan mengorbankan rakyat lebih banyak. (Rmol)