logo

18 Januari 2021

BMKG: Angin Kencang Sebabkan Gelombang Tinggi-Banjir Rob di Manado



GELORA.CO - Gelombang pasang laut setinggi hampir 4 meter di perairan teluk Manado, Sulawesi Utara (Sulut), memicu terjadinya banjir rob di Manado. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan banjir rob dipicu terjadinya angin kencang sehingga membuat tinggi muka air laut.

"Berdasarkan data normal gelombang untuk bulan Desember, Januari, dan Februari, rerata tinggi gelombang signifikan berkisar antara 1,25-2,50 meter," kata Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle, di Manado, Senin (18/1/2021), seperti dilansir Antara.

Banjir rob terjadi di Manado pada Minggu (17/1) sore hingga malam. Ben mengatakan kondisi angin memang puncaknya terjadi pada Minggu (17/1), yaitu berkisar 15-30 knot atau 30-60 kilometer per jam.

Dia mengatakan, beberapa hari ke depan, angin kencang masih berpotensi terjadi. Namun intensitasnya tidak sekuat pada Minggu (17/1) atau rata-ratanya 10-20 knot (20-40 km/jam).

"Tinggi gelombangnya berangsur-angsur turun mulai esok hari," ujarnya.

Ben menambahkan naiknya air laut ke daratan di kawasan bisnis Manado Town Square (Mantos) dan Kawasan Megamas karena akumulasi dari tinggi gelombang, angin kencang, serta topografi kawasan tersebut yang tergolong rendah.

"Di kawasan itu juga ada reklamasi, topografi rendah dan tidak ada mangrove atau bakau. Hal seperti ini (banjir rob) akan terjadi di kawasan ini apabila terjadi angin kencang dengan tinggi gelombang signifikan," ujarnya.

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku pada 17-19 Januari 2021.

Berdasarkan narasi dari BMKG, terdapat tekanan rendah (1007 hPa) di Laut Arafuru, sirkulasi udara teridentifikasi di Samudra Hindia utara Aceh.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari utara ke timur dengan kecepatan 6-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di laut Natuna, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, laut Jawa, perairan utara dan selatan Jawa, serta perairan Kepulauan Sangihe-Talaud.

Selanjutnya, perairan Kepulauan Sitaro-Bitung, laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Halmahera. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Diperkirakan tinggi gelombang di perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, perairan utara Sulawesi Utara, dan perairan Bitung-Kepulauan Sitaro mencapai 2,5-4,0 meter.[dtk]