GELORA.CO - Pramugari menjadi salah satu profesi yang banyak diimpikan orang. Pasalnya, pramugari kerap disebut pekerjaan yang terhormat dan menjanjikan masa depan cerah.
Kendati begitu, menjadi pramugari tidak selamanya menyenangkan. Sebab risiko teramat berbahaya sampai mengancam nyawa pun seringkali membuntuti mereka.
Kejadian mengerikan selama terbang salah satunya dialami oleh Laura Lazarus yang sosoknya kembali viral di media sosial karena pernah dua kali selamat dari kecelakaan saat bertugas.
Kecelakaan pesawat sempat membuat badannya tidak karuan. Wajah bagian kanan remuk dan tubuh tidak bisa bergerak.
Dalam video Mario Photographie yang dibagikan ulang oleh pengelola akun Instagram @makassar_iinfo, Laura menceritakan kejadian tahun 2004 silam, saat dia masih bekerja sebagai pramugari di Lion Air.
Kata Laura, bulan Juli kala itu pesawat yang membawanya menuju Palembang mengalami kecelakaan. Dia yang masih berusia 19 tahun menjadi korban, bersama sejumlah penumpang dan kru pesawat lainnya.
Luka seperti belum pulih, 5 bulan berikutnya di tahun yang sama, tepatnya pada 30 November 2004, Laura kembali mengalami kecelakaan di Bandara Adi Sumarmo Solo.
Kecelakaan pesawat itu menjadi titik tragis kehidupan Laura. Sebab, wajahnya menjadi hancur sebagian dan tulang di badannya banyak yang patah sehingga harus melakukan rentetan operasi.
"Singkat cerita saya mengalami koma sampai 3 hari. Muka bagian sini hancur, tulang muka remuk. Mata yang ini jatuh ke bawah, tangan patah. Ini pinggang sama kaki pun patah. Dengan kejadian itu, saya melakukan banyak sekali operasi. Sejak tahun 2004 sampai 2016 Maret kemarin, 18 kali di kaki, wajah dipasang plat metal," ungkapnya.
"Dari rumah sakit, terus pulang. Rumah sakit lagi. Jadi bolak-balik hidup saya itu sepertinya habis buat di rumah sakit gitu. Orang bilang, masa muda saya kaya hilang gitu," sambung Laura.
Dalam video itu, Laura pun mengaku sempat putus asa dan ingin meninggal saja. Sebab dia merasa tidak kuat menahan siksa sebagai gadis lumpuh akibat kecelakaan pesawat.
Namun, untungnya ada sosok kedua orang tua yang terus hadir untuk Laura dan membangkitkan semangat hidupnya.
Bahkan, orang tua Laura yang membantu segala keperluannya saat lumpuh, dari mulai menggantikan baju, sampai membersihkan kotoran.
"Saya sampai pernah ngomong ke mama saya, 'Ma sudah deh ma, saya gak kuat lagi. Mending saya mati saja'. Tapi orang tua saya bilang, 'Gak boleh seperti itu, kamu harus hidup, kamu harus semangat, kamu masih punya keluarga. Kamu gak boleh patah semangat seperti itu'. Tapi keadaan saya lumpuh, gak bisa gerak badannya," tutur Laura.
Laura juga mengenang masa-masa dia menjadi pramugari dan momen saat hubungannya dengan kedua orang tua hancur. Dia mengatakan sempat enggan bertemu ayah dan ibu.
"Hubungan saya dengan orang tua saya itu hancur sekali. Saya sudah lama sekali pergi dari rumah. Saya terbang ke sana kemari, saya gak mau pulang gitu. Karena menurut saya, di rumah itu gak enak, gak asyik. Saya tiap hari kalau ketemu orang tua, kayanya diomelin terus," ujar Laura.
"Tapi dalam keadaaan saya lumpuh. Orang tua saya dengan tulus pakain saya baju. Sisirin rambut saya, tiap hari suapin saya. Maaf, tiap hari dia bersihin kotoran saya. Bayangin, usia 19 tahun, kotorannya masih dibersihin," lanjut dia.
Melihat hal itu, Laura dengan yakin menganggap bahwa cinta orang tua memang benar-benar ada. Terlebih saat dia meminta maaf, ayah dan ibunya mengatakan tidak sama sekali terbebani dengan kondisi ini.
[sc]