GELORA.CO - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin telah mengumumkan 'penguncian total' secara nasional selama dua pekan yang akan dimulai pada Selasa (1/6) waktu setempat.
Keputusan diambil setelah terjadi ledakan kasus infeksi virus corona yang mengalami lonjakan drastis hingga menyentuh ke tingkat rekor di negara tetangga Indonesia itu.
"Pemerintah akan segera mengumumkan paket bantuan kepada perusahaan dan orang-orang yang terkena dampak pembatasan baru, menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri (PMO), seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (29/5).
Muhyiddin mengatakan penguncian yang lebih ketat dari 1 hingga 14 Juni itu berlaku untuk semua sektor sosial dan ekonomi, dan hanya layanan penting yang akan tetap beroperasi.
"Dengan kenaikan terbaru dalam kasus harian yang menunjukkan tren meningkat drastis, kapasitas rumah sakit di seluruh negeri untuk merawat pasien Covid-19 menjadi terbatas," kata Muhyiddin dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (28/5).
“Pemerintah akan memastikan sistem perawatan kesehatan masyarakat tidak akan runtuh dan berbagai dukungan dan bantuan akan diberikan kepada Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit secara nasional,” demikian pernyataan PMO.
“Pemerintah juga akan meningkatkan vaksinasi dalam beberapa minggu mendatang dalam upaya menciptakan kekebalan kawanan," lanjut mereka.
Dalan beberapa pekan terakhir, penyebaran Covid-19 Malaysia mengalami perkembangan yang parah, sebagian terjadi karena munculnya varian virus corona yang sangat mudah menular. Rumah sakit juga menjadi kewalahan akibat hal itu.
Pada Jumat (28/5) Malaysia melaporkan 8.290 kasus virus corona baru, hari keempat berturut-turut dari rekor infeksi, menjadikan jumlah total kasus nasional menjadi 549.514 sejak pandemi dimulai. Negara itu juga sudah melaporkan 61 kematian.
Jumlah kematian harian telah meningkat, dengan rekor korban harian 63 pada awal pekan ini.
Malaysia telah memulai upaya inokulasi, meskipun para kritikus mengatakan peluncurannya lambat. Sekitar 2,7 juta orang - 8,4 persen dari populasi 32 juta - telah menerima setidaknya satu dosis vaksin pada hari Kamis (27/5).
Malaysia telah mencairkan lebih dari 300 miliar ringgit (72,6 miliar dolar AS) dana stimulus sejak tahun lalu untuk meredam dampak pandemi.
Negara itu juga tetap berada dalam keadaan darurat yang diberlakukan pada Januari untuk mengekang penyebaran virus. Perintah itu termasuk penangguhan parlemen dan pada dasarnya mengakhiri kegiatan politik di tengah perebutan kekuasaan.
Ekonomi berada di jalur menuju pemulihan pada kuartal pertama sebelum infeksi mulai melonjak. PDB menyusut 5,6 persen pada tahun 2020, kinerja tahunan terburuk sejak krisis keuangan Asia tahun 1997-98.
"Jika negara dapat mengurangi jumlah kasus dalam dua minggu pertama lockdown, pemerintah akan mengizinkan beberapa sektor untuk dibuka kembali secara perlahan selama empat minggu ke depan - setelah itu semua sektor ekonomi akan diizinkan untuk beroperasi," demikian perdana menteri(RMOL)