GELORA.CO - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai adanya gelombang massa yang mendukung Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab usai kepulangannya ke Indonesia disebabkan kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas.
JK menyebut akibat kekosongan kepemimpinan itu masyarakat kemudian mencari pemimpin alternatif yang dapat mewakili aspirasi mereka.
"Adanya kekosongan itu, begitu ada pemimpin yang kharismatik, katakanlah kharismatik begitu, atau ada yang berani memberikan alternatif, maka orang mendukungnya," kata JK saat menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan oleh PKS, Jumat (20/11) malam.
Menurut dia fenomena itu menjadi suatu indikator ada proses yang perlu diperbaiki dari sistem demokrasi Indonesia.
"Kenapa ratusan ribu orang begitu? Kenapa dia tidak percayai DPR untuk bicara, kenapa tidak percaya partai Islam untuk mewakili masyarakat itu, kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan aspirasi," ucap dia.
Kondisi ini lanjutnya harus menjadi evaluasi bagi partai Islam. Rizieq Shihab dinilai hanya mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh para partai Islam termasuk PKS. Bila dibiarkan, situasi itu akan mengubah sistem demokrasi dalam negeri.
“Inilah evaluasi dan harus kita berikan, harus kita pelajari bahwa kita bicara tentang kegagalan demokrasi zaman terpimpin, kegagalan demokrasi pancasila, juga masalah proses yang harus kita perbaiki dewasa ini, sehingga jangan kita kembali ke demokrasi jalanan."
“Jadi kita membikin lobang kekosongan yang diisi dengan demokrasi jalanan lagi. Ini menimbulkan masalah baru dan akan menghambat pada pertumbuhan ekonomi,” terangnya. []