logo

31 Mei 2021

Titel Petugas Partai Megawati Dulu untuk Jokowi Kini Ganjar



GELORA.CO - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali menegaskan kader yang tak mau menjadi petugas partai harus keluar dari PDIP. 

Istilah petugas partai ini dulu disematkan Megawati kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kini kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Istilah petugas partai untuk Jokowi disampaikan Megawati pada 2014. Saat itu, Megawati mengatakan Jokowi merupakan calon presiden, namun tetap merupakan petugas partai.

"Pak Jokowi, sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi Anda adalah petugas partai yang harus menjalankan tugas partai," kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).

partai itu adalah menjalin koalisi dengan partai lain jelang Pilpres 2014. Dia mengatakan Pemilu merupakan perjuangan partai.

"Ini adalah perjuangan dari partai yang harus diikuti oleh petugas partai," ujarnya.

Ungkit Lagi Istilah Petugas Partai untuk Jokowi

Megawati kembali mengungkit istilah petugas partai yang disematkan untuk Jokowi. Hal itu disampaikan Megawati ketika mengumumkan enam paslon cagub-cawagub di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2018).

"Maka supaya tahu, saya jadikan Pak Jokowi orang kan tidak tahu. Saya punya tanda tangan untuk Pak Jokowi, dia adalah petugas partai, itu untuk Ketum PDIP tapi tidak pernah saya beber-beber," ucap Megawati.

"Agar supaya sewaktu-waktu untuk pem-bully-an kepada saya kelewatan, itu adalah konstitusi partai, sesuai keputusan kongres partai. Presiden dari kami itu adalah dari partai," sambungnya.

Minta Petugas Partai Out Jika Tak Mau Laksanakan Tugas

Megawati kembali menegaskan petugas partai harus menuruti perintah partai. Dia mengatakan petugas partai yang tak mau patuh terhadap tugas dari partai harus keluar atau out dari PDIP.

"Saya sampaikan, aduh bagaimana anak buah saya ini. Sebagai anggota partai ngerti apa tidak ya. Anggota partai, apalagi petugas partai. Petugas partai itu, harus menurut apa yang ditugasi oleh partai kepada dia. 

Bukan lalu, 'Saya ndak mau, ndak enak itu'. Yang suka saya lihat enggan adalah kalau mereka ditugasi untuk turun ke bawah. Sepertinya, duh turun ke bawah buang buang waktu. Nah, tapi kalian petugas partai atau bukan?" ujar Megawati dalam siaran langsung dari kanal YouTube PDI Perjuangan, Minggu (30/5/2021).

Dia meminta anak buahnya tidak hanya menjual nama partai. Dia menegaskan kader partai harus memiliki karakter PDIP.

"Biar saya nggak pakai seragam, semua sudah pasti tahu. Ibu Mega itu, yang senyam-senyum itu memang Ketua Umum PDIP kok," ucapnya.

Megawati pun meminta kader partai yang tak mau menjadi petugas partai untuk angkat kaki. Dia menegaskan semua petugas partai dari PDIP harus menjalankan tugas dari partai.

"Kalau nggak mau jadi petugas partai, saya nggak ngomong lagi anggota partai, petugas partai. Artinya, yang diberi tugas oleh partai, out! Begitu saja, mundur. Jangan lagi orang yang kemarin toh. Saya cerita toh saya cerita ada kasus, saya pecat nah baru dah bergelimpangan nggak jelas," ucapnya.

Dia mengatakan eks kadernya itu kemudian memohon agar bisa bergabung lagi dengan PDIP. Namun, dia menegaskan, mantan kadernya itu sudah dipecat karena berkhianat dengan partai.

"Kita ini kan mau menang, kita mau jadi partai pelopor. Bisa apa tidak? Bisa. Kalau saya ngomong gini, kan mungkin aja ada yang mencibir, terserah saja," ucapnya.

Ditujukan untuk Ganjar

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan pernyataan Megawati itu ditujukan untuk semua kader PDIP tanpa terkecuali. Dia menilai peringatan ini juga ditujukan kepada Ganjar Pranowo yang belakangan ini berpolemik dengan PDIP Jawa Tengah karena dianggap terlalu berambisi menjadi capres 2024.

"Kalau dibaca konteksnya ini peringatan kepada Ganjar dan calon-calon Ganjar yang lain. Bahwa apapun anda, tidak boleh merasa, tidak boleh melebih partai," ucapnya.

Dia mengatakan sistem di PDIP memang mewajibkan kader untuk disiplin. Menurutnya, hal itu harus dipatuhi oleh semua kader PDIP meski memiliki popularitas tinggi.

"PDIP ini tidak segan memecat dan memberhentikan kader yang dinilai membelok, tidak bisa diatur, indisipliner sekalipun kader itu memiliki elektabilitas, popularitas, dan tokoh penting di negara ini," tuturnya.(dtk)