logo

31 Mei 2021

TWK Kontroversial, Giri Suprapdiono Siap Debat vs Ketua KPK



GELORA.CO - Polemik tes wawasan kebangsaan KPK masih terus bergulir. Kini Direktur Sosialisasi & Kampanye Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono mengaku siap berdebat dengan Ketua KPK Firli Bahuri soal wawasan kebangsaan dengan syarat yang kalah harus melepas jabatan.

Awalnya tantangan debat soal wawasan kebangsaan antara Giri dan Firli disampaikan oleh salah satu akun di Twitter bernama @NephiLaxmus pada Sabtu (29/5/2021). Tantangan tersebut lalu diteruskan mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah.

"Bagaimana jika Firli vs Giri diadu one-on-one debat dan pamer track record soal Wawasan Kebangsaan di forum terbuka? @MataNajwa bisa fasilitasi," tulis @NephiLaxmus seperti dilihat detikcom, Minggu (30/5).

Cuitan tersebut lalu diteruskan oleh mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah. Dia mempertanyakan apakah Giri bersedia menerima tantangan tersebut.

"Pak @girisuprapdiono bersedia?" tulis @febridiansyah mengutip cuitan tersebut.

Tak berselang lama, Giri pun menjawab cuitan tersebut dan mengaku bersedia berdebat soal wawasan kebangsaan. Namun demikian, dia meminta pihak yang kalah debat mundur dari jabatannya.

"Dengan senang hati. Syaratnya kalau kalah, Mundur dan meletakkan jabatan. Bisa gitu gak?" balas Giri. detikcom telah mendapatkan izin untuk mengutip pernyataan Giri ini.

"Debat bukan untuk kalah-menang, tetapi pencerahan bagi kita," tambahnya.

Untuk diketahui, Giri merupakan salah satu pegawai yang dipecat lantaran tidak lulus tes wawasan kebangsaan untuk alih status pegawai KPK menjadi ASN. Padahal dia penerima penghargaan Makarti Bhakti Nagari Award pada Desember 2020 sebagai lulusan terbaik pelatihan kepemimpinan nasional II angkatan XVII di LAN.

"Saya termasuk yang tidak menyetujui bahwa kita tidak lulus. Kita tuh mungkin lulus dengan cum laude. Karena nilainya terlalu bagus, ketinggian passing grade-nya malah nggak boleh," kata Giri kepada Tim Blak-blakan detikcom, Kamis (27/5/2021).

Lulusan dari Institute to Social Studies-Erasmus University of Rotterdam itu juga pernah bekerja di badan PBB dengan gaji besar. Tapi kemudian dia memilih bergabung dengan KPK yang gajinya cuma 1/3 dari yang diterima sebelumnya. "Ya karena alasan cinta bangsa dan negeri ini agar bebas dari korupsi. Mungkin terdengar retoris tapi faktanya demikian," ujar Giri.

Apalagi kemudian dia juga kerap diminta mengajar di Lemhanas, Sesko-AD, Kementerian Pertahanan, Sespim Polri, para pejabat eselon 1 dan para kepala daerah hingga menteri. Materinya antara lain mengajarkan soal integritas. "Tapi kemudian divonis tidak lulus tes wawasan kebangsaan, ini kan aneh sekali," tegasnya.(dtk)