logo

31 Mei 2021

Dubes Ukraina Meninggal Misterius, Spekulasi Tak Terhindarkan Muncul: Mungkinkah Diracun Rusia?



GELORA.CO - Duta Besar Ukraina untuk Thailand, Andrii Beshta, meninggal mendadak di Pulau Koh Lipe pada Minggu (30/5) pagi waktu setempat.

Beshta (45 tahun) meninggal  di kamar hotelnya pada Minggu (30/5) pukul 05.30 waktu setempat. Puteranya memberitahu polisi bahwa ayahnya pergi tidur pukul 11 ​​malam pada Sabtu. Paginya, yaitu Minggu pukul 4.30, ayahnya mulai muntah, kemudian pingsan. Beshta pun meninggal tak lama kemudian.

Kematian Beshta dilaporkan ke kepolisian Koh Lipe sekitar pukul 5.30 pagi. Tak lama, jenazah Duta Besar Ukraina itu kemudian dibawa dari Pulau Koh Lipe ke Rumah Sakit Satun.

Pertugas mengatakan, dalam penyelidikan awal  tidak ada jejak ruangan yang dibuka paksa atau penyerangan.

Beshta telah tiba di pulau yang terkenal indah di Thailand pada Jumat (28/5) dengan putranya, Ostap, yang berusia 17. Keduanya akan menghadiri acara perpisahan kepada Ketua Asosiasi Pariwisata Satun sebelum duta besar meninggalkan pekerjaannya untuk pulang. Mereka menginap di kamar yang sama di Bu-nga Resort, seprti dilaporkan New York Post.

Gubernur Satun, Ekkarat Leesen, mengatakan otopsi awal di Rumah Sakit Satun di China daratan menyimpulkan dia meninggal karena serangan jantung. Rumah saki telah melakukan tes usap untuk virus corona dan menunjukkan hasil negatif.

"Kami mengesampingkan 100 persen bahwa dia meninggal karena Covid," kata Ekkarat.

Jenazah selanjutnya dibawa keluar dari rumah sakit pada pukul 14.50 dan diangkut melalui darat ke Bangkok untuk dilakukan otopsi lebih lanjut di Rumah Sakit Umum Polisi.

"Keluarga Beshta menginginkan jenazah itu dikembalikan ke Ukraina secepat mungkin," kata gubernur.

Beshta menghabiskan lebih dari satu dekade karirnya di Thailand, menurut situs web kedutaan. Ia tiba pertama kali pada tahun 2007 sebagai penasihat misi diplomatik di Bangkok.

Dia diangkat sebagai wakil direktur jenderal kedutaan pada 2011, mengambil alih sebagai duta besar pada 2016.

Bangkok Post menulis, meskipun belum ada dugaan adanya kecurangan dalam kematian Beshta, sejumlah spekulasi kemudian mucul atas peristiwa kematian mendadak itu, mengingat permusuhan yang berlangsung lama dan berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina.

Sebelumnya, mantan politikus Ukraina, Viktor Yushchenko, mengalami kerusakan akibat keracunan dioksin  2004, yang terkait dengan Rusia. Saat itu, Yushchenko digadang gadang menjadi calon presiden. Yushchenko berhasil melewati masa krisisnya lalu terpilih menjadi Presiden Ukraina pada 2005.  

Pada 2018, pemerintah Inggris juga menuduh Rusia melakukan percobaan pembunuhan dan mengumumkan serangkaian tindakan hukuman setelah keracunan Novichok terhadap mantan mata-mata Sergei Skripal dan putrinya Yulia.

Rusia juga secara luas diyakini berada di balik keracunan Novichok terhadap pemimpin oposisi Alexei Navalny pada 20 Agustus tahun lalu.

Pada tahun 2014, Rusia menginvasi dan mencaplok wilayah Krimea, Ukraina, dan tahun ini muncul kekhawatiran bahwa Rusia sedang merencanakan invasi baru.

Permusuhan antara dua negara tetangga itu adalah salah satu titik api utama dalam hubungan antara Rusia dan Barat, dengan ketegangan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir. (RMOL)